Rabu, 14 Mei 2008

Menanti Rasa


O Dinda, Dindaku Ayu

Mengapa dikau bernafsu meraih daku

Padahal daku tak punya apa

tak punya harta… cuma pelita

O Dinda, Dindaku Ayu

Mengapa dikau t’rus menatap daku

Padahal daku tak punya rupa

tak punya suka…. cuma derita

O Dinda, Dindaku Ayu

Mengapa dikau berani mendekap daku

Padahal daku tak punya makna

tak punya warna…. cuma sukma.

O Dinda, Dindaku Ayu

Mengapa dikau tega matikan pelita daku

Padahal daku tak punya cahya

tak punya kata…. cuma pasrah

menanti rasa dilumat dosa birahi dinda

By.Aldi
(puisi titipan (lagi))



Jumat, 09 Mei 2008

NURANI


                                                                 
Dalam kesepian gubukku ini
Timbul Tanya di hati
Mengapa kita jadi miskin rasa
Miskin karsa dan cinta

Dalam bening malam ini
Timbul Tanya lagi
Mengapa kita jadi miskin nurani
Miskin simpati dan empati

Padahal, di luar sana
Juta tangan bergetar minta
Juta mata pasrah menanti
Siraman nurani dan empati kita

Bukankah mereka
Rakyat kita juga
Rakyat jelata penuh nestapa
Karena miskin dan bencana ?!

Tak kuduga
Di puncak renungan ku ini
Dinding gubukku diketuk, entah siapa :
"Permisi, permisi !"

Perlahan pintu kubuka, SIAPA YA?
Aneh, tiada insan bentuk rupa
Cuma rintih suara menyapa :
Masihkah tersisa nurani kita?!

By.Aldi
(puisi titipan)